Malang, 5 November 2024 – Ajang debat perwakilan kampus tingkat Asia dengan metode “Asian Parliamentary Debate” (APD) merupakan sebuah kompetisi yang tidak hanya mengasah kemampuan argumentasi, tetapi juga melibatkan pengembangan keterampilan berpikir kritis dan analitis. Dalam format debat ini, setiap tim yang terdiri dari dua orang akan berhadapan dengan tim lawan dalam sebuah arena perdebatan yang memerlukan pemahaman mendalam tentang isu-isu terkini, strategi argumentasi yang matang, serta kemampuan untuk merespons argumen lawan secara efektif.
Dalam kompetisi ini, debat dibagi menjadi beberapa sesi, dengan setiap tim diberi waktu terbatas untuk menyampaikan posisi mereka tentang sebuah topik yang telah ditentukan. Struktur debat mengikuti pola “Asian Parliamentary” di mana ada empat tim yang terlibat: dua tim pemerintah (Government) dan dua tim oposisi (Opposition), yang masing-masing memiliki peran berbeda. Tim pemerintah bertugas untuk mendukung topik yang diajukan, sementara tim oposisi harus membantah dan memberikan alternatif solusi.
Kampus Institut Attanwir Bojonegoro kali ini telah berhasil merengkuh kesempatan untuk menjadi salah satu finalis diantara finalis-finalis yang lain dari berbagai kampus ternama lainnya di tingkat Asean. Perwakilan 3 mahasiswi kampus Institut Attanwir ini diantaranya bernama Layya Nurul Farikah (PBA 3), Almadinah (PBA 1), dan An Nisa Fitriani (MPI 5). Dalam ajang debat ini, kampus Institut Attanwir dipertemukan dengan mahasiswa perwakilan dari pondok Asslafiyyah Situbondo. Menjadi sebuah kebanggaan dan kehormatan sendiri bagi kampus Attanwir ini untuk dapat bertarung di kancah internasional.
Salah satu tantangan terbesar yang di hadapi mahasiswa Attanwir dalam ajang debat ini adalah kemampuan mereka untuk berpikir cepat, mengorganisir ide-ide dengan jelas, dan menjawab argumen lawan dengan penuh keyakinan. Selain itu, penting bagi mereka untuk dapat beradaptasi dengan berbagai sudut pandang dan konteks budaya yang berbeda, mengingat partisipasi dalam ajang debat ini melibatkan perwakilan dari berbagai negara di kawasan Asia.
Ajang debat tingkat Asia ini tidak hanya menjadi sarana untuk mengukur keterampilan debat para mahasiswa, tetapi juga sebagai platform untuk mempromosikan dialog lintas budaya, memperluas wawasan global, serta mempererat hubungan antaruniversitas di kawasan Asia. Dengan semakin berkembangnya kompetisi ini, diharapkan para peserta dapat membawa pulang tidak hanya kemenangan, tetapi juga pengalaman berharga yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari maupun karier profesional mereka.
No responses yet